Kritikan terhadap teori Penciptaan

penciptaan

Sorry kalo postingan saya kali ini OOT. Pada awalnya saya berniat menulisnya di notes facebook tapi saya memutuskan menulisnya di sini, biar bisa dibaca banyak orang. Saya mau menyampaikan kritikan terhadap Teori Penciptaan (TP). TP berkata semua mahluk diciptakan oleh NYa secara sempurna tanpa proses evolusi. Kita tahu TP dipopulerkan oleh Harun Yahya, oleh sebagian orang dianggap tandingan atau alternatif dari Teori Evolusi (TE). Saya melihat ada yang janggal dari TP, ini lah kritikan saya

1. Hanya keyakinan bukan teori saintis

Misalkan kita hendak membuktikan bahwa suatu patung merupakan karya Budi Anduk. Pertama-tama kita harus membuktikan yang namanya Budi Anduk bener-benar ada, jangan-jangan itu cuma nama fiktif. Setelah kita bisa membuktikan Budi Anduk bener-benar ada maka barulah kita mencari bukti pendukung kalau patung tersebut merupakan karyanya.

Itu berarti untuk membuktikan TP, pertama-tama kita harus membuktikan secara saintis keberadaan tuhan barulah kita mencari bukti saintis bahwa semua mahluk adalah ciptaan-NYA secara sempurna tanpa proses evolusi. Bisakah kita membuktikan secara saintis keberadaan tuhan?

2. Logika pembuktian yang keliru

Sebenarnya para Penganut TP menyadari jika TP hanyalah keyakinan bukan teori saintis. Itulah sebabnya mereka sibuk meyerang TE daripada mencari bukti saintis TP. Menurut mereka jika TE runtuh maka dengan sendirinya akan membuktikan TP. Inilah logika keliru dari pengikut TP. Seandainya TE runtuh sekalipun itu sama sekali tidak membuktikan TP, kenapa? Sudah saya jelsakan di poin 1.

3. Mencampur adukan antara agama dan sains.

TP bersumber dari kitab-kitab agama lalu dibungkus sedemikian rupa seolah-olah itu adalah teori saintis. Ada yang lucu dari pengikut TP, mereka berkoar-koar kalau manusia dan monyet mempunyai nenek moyang yang sama (TE) tidak ilmiah, tidak saintis, lalu apakah manusia turun dari surga itu ilmiah, saintis? Itulah akibatnya kalau agama dan sains dicampur-adukan jadinya rancu. Agama adalah the sound of faith sedangkan sains adalah the sound of doubt. Jika ada dalil agama kita wajib mempercainya sedangkan jika ada dalil sains kita wajib meragukannya. Itulah perbedaan mendasar antara sains dan agama, please jangan kalian campur-adukan. Yang namanya teori saintis bersumber dari pengamatan empiris tapi TP bersumber dari kitab Agama itu lah salah satu alasan lainnya TP tidak layak jadi teori Saintis.

4. Ada ciptaa-NYa yang tidak “sempurna”

TP berkata semua mahluk adalah ciptaan-NYA yang diciptakan secara sempurna tanpa proses evolusi. Padahal di alam ada ciptaanNya yang “tidak sempurna”. Contohnya ayam, kita tahu ayam adalah burung bersayap yang tidak bisa terbang. Anak SD saja tahu fungsinya sayap adalah untuk terbang. Bukankah itu berarti ayam adalah burung yang “tidak sempurna”? Bisahkah TP menjelaskan keberadaan ayam burung bersayap yang tidak bisa terbang? Paling-paling mereka hanya menjawab, “itu sudah kehendak-NYa”. Kalau cuman jawab begitu doang anak SD juga bisa. Mengapa ayam tidak bisa terbang hanya bisa dijelasakan oleh TE.

Lalu bagaimana dengan lumba-lumba, paus hewan laut yang bernapas menggunakan paru-paru. Bukankah akan jauh lebih baik jika paus dan lumba-lumba  menggunakan insang sebagai alat pernapasan? Bisakah TP menjelaskan keberadaan hewan-hewan laut yang bernapas menggunakan paru-paru?

5. Memfitnah TE

Inilah tindakan tidak terpuji dari para penganut TP memfitnah kalau TE bertentangan dengan tuhan dan mengatatakan penganutnya adalah ateis.  Padahal TE murni teori saintis tidak ada sangkut-pautnya dengan tuhan. Mereka juga menyesatkan pemahaman orang tentang TE, mereka mengatakan TE adalah teori mengenai asal-usul kehidupan. Padahal Teori Evolusi sama sekali tidak ada hubungannya dengan bagaimana kehidupan pertama kali muncul. TE berkaitan hanya dengan distribusi, keragaman dan sejarah kehidupan setelah itu muncul. Ingat buku yang dikarang Darwin juduknya “origin of Species “bukan “origin of life”. TE sebenarnya hanyalah sejarah biodiversity. Yang namanya sejarah pasti ada hal-hal yang masih gelap. Jangankan sejarah biodiversity, sejarah G30S/PKI aja masih gelap tapi bukan berarti G/30S/PKI fiktif. Begitu juga dengan TE, para evolusionis sendiri mengakui kelemahan-kelemahan TE tapi bukan berarti TE runtuh.

***

I believe in God. Saya percaya semua mahluk adalah ciptaannya. Yang tidak saya percayai kalau TP adalah teori saintis. Buat para penganut TP daripada anda sibuk menyerang dan menfitnah TE, jauh lebih baik jika detik ini anda mulai memikirkan bagaimana membuktikan secara saintis keberadaan Tuhan.

**Ingin mendapatkan kaos unik bertema matematika silahkan kunjungi kaos.ariaturns.com**

About Nursatria

Seorang Alumnus Matematika UGM, dengan ilmu yang didapat ketika kuliah (Padahal sering bolos kuliah :p ), saya menyebarkan virus matematika
This entry was posted in Non Math and tagged , , , . Bookmark the permalink.

88 Responses to Kritikan terhadap teori Penciptaan

  1. yuma says:

    Hee muslim tolol, lo emang ndablek, bnadel, lo mau bilang apa terserah lah, itu urusan lo sendiri, takut kebawa totol lo, lo yang tolol, bukan muslim yang tolol. Pemisahan agama dengan saint hasilnya adalah orang yang keblinger sain, ngakunya pintar logika, padahal malah menyalahi logika, yang menyebabkan perkembangan keilmuan pesat pada saat berjayanya khilafah islamiah adalah tidak dipisahkannya agama(islam) dan sain. Kalau dua hal itu dipisahkan lihatlah hasilnya seperti sekarang, orang yang ngga jelas logikanya, ngaku paham eh malah keblinger dan menyesatkan orang awam.

  2. nobody says:

    gak mau ribet,hanya pengen kutip 2 kalimat dari kritikan di atas..

    1. Bisakah kita membuktikan secara saintis keberadaan tuhan? >> jika tidak bisa,buat apa percaya Tuhan?tapi syukurlah ariaturns mengakui percaya Tuhan meskipun tidak bisa dijelaskan secara sains 🙂 ariaturns mengakui keberadaan budi anduk meskipun tidak pernah melihat (langsung) dan bukti saintis bahwa budi anduk memang eksis xD

    2.TE berkaitan hanya dengan distribusi, keragaman dan sejarah kehidupan setelah itu muncul >> origin of species?haha…memang hanya itu tujuannya,atau hanya sampai situ yg dia tau? xD apa ngga terbalik bahwa justru cakupan TP adalah asal-usul penciptaan saja?

    saya rasa kita sebagai manusia jangan dulu sombong dan merasa paling tau di alam semesta sebelum bisa melawan kematian dan menghapus kata “tidak mungkin” 🙂

  3. herry says:

    namanya juga beda: agama vs sains. pendekatannya juga beda dong. tetapi fanatisme membabi buta membuat orang memakai kacamata kuda. akibatnya nabrak sana-sini. konflik. yang waras sebaiknya mengalah..

  4. kristenpinter says:

    (cuma untuk mengatakan TP itu tidak saintis juga saya kurang setuju (saitifik -red))

  5. kristenpinter says:

    (cuma untuk mengatakan TP itu tidak saintis juga saya kurang setuju (saitifik – red))

  6. kristenpinter says:

    saya setuju dengan ente bro. memang agak berlebihan reaksi kalangan TP terhadap TE. hal itu mungkin karena memang metode burhan yang sudah lama hilang dari fikiran kaum muslim masih belum juga menjangkiti mereka kembali. padahal jika mau merunut sejarah, TE ini sebenarnya yang mengembangkan pertama kali adalah kaum muslim. lihat di kitab muqoddimahnya ibnu khaldun. yang hidup ratusan tahun sebelum darwin. bahkan ibnu khaldun malah lebih radikal lagi dibanding darwin. kalau darwin mengatakan manusia dan bangsa kera adalah “saudara” yang berasal dari moyang yang sama, ibnu khaldun malah dengan tegas menyatakan bangsa kera adalah jenis makhluq yang paling dekat silsilahnya dengan manusia. artinya bangsa keralah moyang terdekat asal manusia.
    baca juga syair-syair rumi dan juga tulisan roger bacon (berdasarkan literatur yang ada) orang yang pertama kali mengenalkan TE muslim ke masyarakat Eropa.

    Memang pembuktian TP tidak bisa dilakukan dengan sains. karena sains selalu saja butuh dengan adanya ruang dan waktu. tanpa ada ruang dan waktu metode saintifik tidak bisa dipakai. bagaimana sesuatu bisa diobservasi tanpa ada ruang dan waktu?. kita gak bisa ngomong makan atau minum tanpa ada waktu kan. dan kita juga gak bisa mengucap huruf A atau B atau C tanpa ada waktu kan?

    cuma untuk mengatakan TP itu tidak saintis juga saya kurang setuju. TP diyakini juga hasil dari jalan observasi/sains. cuma tidak hanya dari jalan sains saja TP diyakini. TP melampaui jalan itu. TP diperoleh dengan jalan metasains. aristoteles menyebutnya metafisika. (dulu sains disebut fisika). Tuhan dipercayai karena semesta ruang dan waktu itu sangat mustahil ada begitu saja dan menjadi sangat teratur. Dia pasti berasal dari Dzat yang menjadi Asal Semua itu. Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah Tempat Bergantung semua yang ada. (QS Al-Ikhlas 2-3).

    • kristenmunafiqpinter says:

      (cuma untuk mengatakan TP itu tidak saintis juga saya kurang setuju (saintifik -red))

  7. hahahihi says:

    sudah sudah,,, buktikan ja ndiri ntar pas mati sypa yang bener sypa yang salah,,…
    gitu ajo koq repot..,,

  8. elz says:

    udah,gag usah2 cpek debat gni..
    toh gag dpt uang . . . time is money,hehe 🙂

    ntar jg ktauan lok ud sama2 mati..
    okey?

  9. Agnostic 13 says:

    ndre, gw suka pandangan lo..

    TE emang sering difitnah dengan argumen – argumen yang tidak logis..

  10. mahluk yang berakal says:

    Utk semua yang berdebat…semua benar menurut teori masing masing..saya punya teori yang 100% benar..mau tau…?
    Niii….PENYEBAB WANITA HAMIL DAN PENYEBAB SAKIT GIGI ADALAH SAMA……YAITU…KELAMAAN NDAK DICABUT……siapa yang mau bantah teori gua?

  11. kikid says:

    no komen deh

    mending baca teori matematika yg belum terpecahkan

  12. numpanglewat says:

    Mudah-mudahan, semua orang yang bisa ngotot disini, comment mati-matian disini dan berpendapat disini, bukanlah orang-orang yang sebenernya culun di dunia nyata.

    Beberapa kali saya menghadiri/bertemu dengan para blogger di dunia nyata. Saya sempet heran, kaget dan gak habis pikir. Ternyata, orang-orang yang biasanya garang, gahar dan sepertinya sangat jenius banget dengan segala tulisan-tulisannya di internet, setelah kita bertemu di dunia nyata, gak ada apa-apanya.

    • muslimtolol says:

      Saya setuju dengan “numpanglewat”. Banyak hal yg kita lihat atau kita dengar sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan. Dulu saya berpikir kalau para Agamawan itu “orang suci” sehingga tindakannya pasti baik & patut dicontoh. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Ternyata banyak kasus melibatkan para Agamawan (pelecehan seksual, korupsi dana haji, kekerasan, & tidak kriminal lainnya).

  13. ugiecan says:

    Salam Kenal, Mas Aria 🙂

    TP memang selalu dijadikan perdebatan oleh orang2 non believers. yaitu atheist, agnostik, pantheist, dan penganut paham non believers lainnya. TP merupakan statemen. bukan merupakan objek penelitian ilmiah. bukan pula merupakan hal yang sudah terbukti empiris. dan adalah salah besar apabila mengatakan TP harus diliat dari sisi ilmiah. jadi mohon maaf, kalau mas Aria memandang TP dari sisi sains, maka mas sudah salah dari awal.

    lalu, kalau ngga dari sains, kenapa banyak orang percaya TP, bahkan lebih banyak daripada TE ? sekali lagi, ini adalah masalah keyakinan. penganut TP (termasuk saya sendiri, hehe) belum bisa membuktikan secara ilmiah tentang hal ini. dan juga, dalam hal “keberadaan manusia dan makhluk di bumi”, saya rasa mas Aria setuju dengan saya, kalau TE juga tidak sempurna. yang artinya,, TP dan TE tidak bisa dijadikan pijakan yang sempurna atas pertanyaan “kenapa bisa ada kehidupan di dunia dan adanya keberaneka ragaman”.

    banyak hal yang tidak bisa dijelaskan sains, dan banyak pula hal yang tidak bisa dijelaskan oleh agama. jadi saya setuju dengan poin ke 2 mas Aria kalau kita tidak boleh mencampur adukkan agama dan sains. sains tidak memperbolehkan adanya Tuhan. begitu juga agama menjawab hal2 yang belum diketahui sains tapi tidak dari sisi ilmiah.

    apapun pijakan kita dalam menganalisa suatu masalah, baik itu menggunakan sains maupun menggunakan agama, alangkah baiknya apabila kita menghargai pendapat orang lain 😀

    • muslimtolol says:

      Salam kenal juga Mas ugiecan,
      Saya hanya bertindak seperti CERMIN. Kalau orang itu tersenyum di cermin maka ia akan mendapat senyum, tetapi kalau ia menyeringai atau melotot maka ia akan mendapat hal yg sama pula. Sebenarnya saya ini masih beragama, saya masih meyakini banyak kebaikan dalam agama. Tetapi saya juga tidak bisa menutup mata, banyak kejanggalan juga dalam agama. Saya ini belum sampai ke tingkat “non believers”. Mungkin Ilmu saya belum cukup untuk menuju ke sana.

  14. math40master says:

    hahahaha, saya cuma bisa tertawa….

    beginilah ketika orang memaksakan untuk menyatukan Agama dan Sains….

    ribut, panas…

    saya tadinya ingin berkomentar, tapi tidak jadi lah, cuma bikin tambah panas…

    Sudah saatnya kita saling mentoleran masing2 pandangan…

    tapi tidak berarti kita hanya boleh mengikuti satu pandangan saja, bisa kedua2nya, yang penting kita tahu kapan menempatkan diri dan pandangan yang mana yang kita gunakan saat dan di tempat itu 😀

    Saya seorang pendamping agama, dan beberapa kali mengajarkan agama untuk mahasiswa…
    Saya juga seorang matematikawan, yang kalo boleh dibilang juga seorang saintis…

    Tapi saya sebisa mungkin tidak mencampur adukkan nya…

    Sayangnya saya bukan seorang penulis sehingga memiliki blog seperti ini 😀

    sukses buat aria… jangan kapok nulis bro…

    • muslimtolol says:

      Hmmm…. opini yg diplomatis. Mungkin dunia ini memerlukan lebih banyak orang seperti mas math40master. Walaupun bumi terkena Global Warming tetapi manusianya tetap dingin.

  15. Aria Turns says:

    @Muslimtolol
    Saya berapa kali berjumpa dengan orang2 seperti anda. Orang yang kecewa kepada agama, orang yang mengingkari tuhan dengan argumentasi2 logika & sainsnya.
    Saya ingin mengutip perkatan Einstein

    That which is impenetrable to us really exists. Behind the secrets of nature remains something subtle, intangible, and inexplicable. Veneration for this force beyond anything that we can comprehend is my religion.

    Seorang Einstein sekalipun mempercayai di balik semesta ini ada “sesuatu” yang tak terjangkau, tak terjelaskan oleh sains dan Einstein menghormati “sesuatu” tersebut.

    Apakah anda merasa lebih pintar dibanding einstain?

    Saya sependapat dengan Einstein, dan saya menghormati “sesuatu” dengan cara2 menurut agama saya.
    Tulisan ini merupakan kritikan terhadap orang2 yang berusaha menarik “sessuatu” tersebut ke ranah Sains, padahal seperti dikatakan Einstein, “sesuatu” tersebut tidak bisa dijangkau oleh sains BUKAN kritikan ke “sesuatu” itu sendiri
    Oya satu hal lagi, dalam matematika 1+1 tidak selalu sama dengan 2 lho

    1+1 tidak selalu 2

    • asyrop qomarudin says:

      ini dia yang saya rasakan dari pendapat2 mas nursatria . sebenarnya kalau saya pikir, setiap orang fundamentalist di bidang masing2, dan fundamen itu adalah asumsi2 dasar (seperti “tuhan harus bisa disainskan”, “kalau takbir berarti tuhan pasti nolong kalau nggak nolong berarti tuhan nggak ada” dll) . tolong sebelum mengeluarkan argumen cek dulu apakah asumsi anda sama dengan yang anda ajak argumen kalau nggak ya nggak nemu…..

      • muslimtolol says:

        Begini Mas Asyrop, saya ingin mengumpamakan suatu hal. Di suatu kerajaan Antah Berantah ada seorang Raja yg sangat bijaksana, sangat kaya, sangat kuat, pokoknya serba sangat deh….. Beliau mempunyai MASYARAKAT BAIK yaitu masyarakat yg taat, sopan, selalu menyembah, memberikan upeti, dan segala kebaikan melekat pada masyarakat ini. Di sisi lain ada juga MASYARAKAT JAHAT yaitu masyarakat yg senang membunuh, mengingkari rajanya, tidak mengakui rajanya, dan segala kejahatan melekat pada masyarakat ini. Suatu ketika terjadi konflik antara MASYARAKAT BAIK & MASYARAKAT JAHAT sampai menimbulkan peperangan yang sangat besar. MASYARAKAT BAIK mengalami kekalahan luar biasa & makin terdesak. Akhirnya MASYARAKAT BAIK memohon bantuan kepada SANG RAJA. Bagaimana kira2 sikap SANG RAJA menurut mas Asyrop? Membiarkan saja permintaan tolong itu, pura2 tidak tahu, tidak mau turut campur, atau apa?

    • muslimtolol says:

      Thanks atas tambahan informasinya mas aria, saya hanya menulis 1+1=2….. secara umum……. Kata2 secara umum saya garis bawahi, karena kebanyakan warga masyarakat itu orang biasa / orang awam & jarang yg berprofesi sebagai matematikawan seperti mas aria. Oh ya, tambahan satu lagi, saya ini bukan orang yg lebih jenius dari Einstein. Bisa jadi mas aria malah jauh lebih pintar daripada saya. Tetapi sejenius2nya Einstein, beliau juga manusia. Dan saya masih punya keyakinan Teori2 beliau masih terbuka untuk disempurnakan atau barangkali diluruskan oleh Ilmuwan2 masa Depan.

    • muslimtolol says:

      Saya hanya melanjutkan topik tentang BUDI ANDUK dari Mas Aria

      Pada suatu masa, terdengar ramai sekali masyarakat memperbincangkan keberadaan Patung YADI SEMBAKO. Banyak diskusi2 membahas patung itu & penciptanya. Menariknya, pencipta patung itu masih misteri. Secara tak sengaja MUSLIM menemukan Buku Diary BUDI ANDUK di jalanan. Di dalam Buku Diary BUDI ANDUK itu ada kalimat yg menyebutkan bahwa BUDI ANDUKlah … Lihat Selengkapnyasang pencipta Patung YADI SEMBAKO. Setelah mengetahui informasi ini, dengan segera MUSLIM memfotokopi alias memperbanyak Buku Diary itu & menyebarkannya kepada orang2. Akhirnya Buku Diary itu dijadikan Dasar Hukum tentang kebenaran Sang Pencipta Patung itu. Celakanya KRISTIAN juga menemukan Buku Diary milik KIWIL, BRAHMA pun menemukan Buku Diary AZIS GAGAP yg uniknya isinya juga menerangkan siapa sebenarnya Pencipta Patung YADI SEMBAKO itu. Suatu ketika ada perselisihan antara MUSLIM vs KRISTIAN mengenai siapa sebenarnya Pencipta Patung YADI SEMBAKO. Seharusnya perselisihan itu bisa selesai jika MUSLIM bisa menghadirkan BUDI ANDUK & KRISTIAN juga menghadirkan KIWIL. Sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan oleh keduanya. Singkat cerita, perselisihan semakin tajam & terjadilah perang besar antara MUSLIM (+ BUDI ANDUK fans club) VS KRISTIAN (+ KIWIL fans club). Perang itu dikenal dengan Perang SALIB (SAling LIBas). Yang kuat melibas yang lemah. Bersambung…….

  16. Aria Turns says:

    Dalam sains sesuatu ada jika sesuatu itu bisa diukur (measurable), kita tidak bisa merasakan gelombang radio tapi kita bisa mengukur panjang & frekuensinya. Gajah diakui keberdaannya secara sains, karena kita bisa mengukur panjangnya, beratnya, detak jantungnya, tekenan darahnya dsb..
    Saya cuman mau berkata jika ada orang yang mau membawa tuhan ranah agama ke ranah sains maka dia harus menunjukan bahwa tuhan bisa diukur.
    apa yang diukur dari tuhan?
    dengan metode apa dan satuan apa kita megukur tuhan?

    • Muslimtolol says:

      Aku sangat setuju dengan pendapat mas Aria. Saya berkeyakinan bahwa Ilmu Pengetahuan adalah kebenaran Universal. Sebagai contoh : 1 + 1 = 2 (penjumlahan sederhana), secara umum orang rusia, china, amerika, islam, kristen, budha, hindu, ateis, komunis, sosialis, pancasilais, liberal atau apapun pasti mengiyakan kebenaran Penjumlahan Matematika di atas. Coba bandingkan dengan kebenaran agama. Orang Islam bilang hanya Allah tuhan di semesta ini, orang kristen bilang Yesus, orang Yahudi bilang Yahweh, orang hindu bilang Trimurti, orang budha bilang Maha Bodi, dll. Itu baru Tuhan belum ajaran & kitab sucinya. Orang budha diajarkan untuk mencintai binatang (sehingga mereka cenderung vegetarian) tetapi orang islam diajarkan untuk membunuh binatang secara besar2an (hari raya Qurban). Mana ajaran yg benar…. pasti terjadi perdebatan yg panjang tentang hal ini. Di antara umat beragama saja masih banyak perbedaan pemahaman tentang kebenaran agama masing2, apalagi dengan Kaum Ateis. Karena itulah saya meyakini Ilmu Pengetahuan sebagai kebenaran yg bisa diterima semua pihak dan istimewanya kebenaran itu umumnya bisa dibuktikan.

  17. Fahmi says:

    Maaf OOT. Saya baca posting ini ada alternatif baru menyeruak dalam benak saya. Lumayanlah daripada ngalamun. Namun yang lebih ingin saya garis bawahi adalah bahwa kedua belah pihak (baik Mas Aria dkk dan “Sukses, Adam dkk”) yang saling berhadapan lebih seperti Bung Hardimen Koto melawan Bung Kusnaeni yang jadi komentator dalam duel panas Juve dan Inter Milan dulu kala. Masing2 sibuk dan ngotot dengan kilahnya. Menjagokan timnya dan merendahkan tim lain. Yang saya ketawa ternyata hasil pertandingan imbang… Terus ada pula ajakan untuk bersama2 membuktikan keberadaan Tuhan. Mas Aria yang (katanya) pakar matematika perlu berkaca pada kisah pencarian Tuhan oleh Prof. Jeffrey Lang ahli matematika dari Amrik. Iman dan sain seperti Mas Aria bilang adalah 2 hal yang berbeda ranahnya Diametral. Masalahnya bila harus memilih di antaranya kan jadi repot Mas?? Agama bilang Tuhan ada, gak usah diperdebatkan. Sementara saintis menurut Mas Aria masih sibuk meneliti adakah Tuhan?? Apakah format saint seperti itu yang kita tuju???
    Buat “Sukses, Adam dkk” kalem saja mas, perbanyak ngaji dan amalnya, tidak perlu emosional. Terima kasih…

    • Muslimtolol says:

      Mas Fahmi, yg menjadi permasalahan itu, biasanya orang2 yg fanatik beragama itu merasa kebenaran Agama itu lebih superior daripada kebenaran sains. Apalagi kalau ada ayat2 dalam kitab suci itu secara kasat mata bertentangan dengan kebenaran sains, pasti para agamawan akan merumuskan definisi baru (menafsirkan lagi) tentang arti ayat itu. Makanya kitab suci akan selalu menjadi benar (selaras dengan Ilmu Pengetahuan). Tetapi kalau ilmu pengetahuan ternyata membawa kerugian atau bencana bagi manusia, pasti mereka (para agamawan) secara beramai2 mengecam sains & mengatakan bahwa kebenaran agamalah satu2nya kebenaran yg tidak bisa diganggu gugat.

      • asyrop qomarudin says:

        argumentum ad hominem in 2010. congrats.

      • asyrop qomarudin says:

        mas aria kalo saya baca niatnya bagus, sangat bagus. science bigots and religious bigots mungkin perlu membaca argumen yang telah mereka keluarkan, konsisten/thorough nggak. ane sih nyadarnya yang nurunin Al Quran sama yang mbuat dunia sama jadi nyante aja (bukan untuk dibuktikan dan diargumenkan, maaph)

      • muslimtolol says:

        argumentum ad hominem adalah penilaian subyektif mas asyrop. It’s OK itu hak mas asyrop. Tetapi kalau boleh tahu kira2 apa alasan dibalik pendapat mas asyrop itu ?

      • muslimtolol says:

        ARGUMENTUM AD HOMINEM
        Pada suatu hari seorang Kyai berceramah di depan para Narapidana. Ada pemerkosa, pembunuh, koruptor, pencuri, perampok, dsb yg dengan hikmat mengikuti ceramah itu. Kyai itu berkata, “Pada dasarnya kalian itu baik…. setan telah menjerumuskan kalian untuk melakukan perbuatan itu…. setan berada dibalik semua perbuatan tercela itu, oleh karena itu….. “. Di sini bisa kita lihat, sang kyai menyalahkan setan sebagai BIANG KELADI semua kejahatan di muka bumi ini. Yg jadi pertanyaan saya, ketika BULAN PUASA…. semua setan di dunia ini kan dikurung & dipenjara oleh Allah SWT, tetapi masih ada saja tindak pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, dsb. ? Apakah ada setan yg meloloskan diri sehingga semua kejahatan itu bisa terjadi?

        Sebagai tambahan:
        Ada seorang anak kecil jatuh & menangis. Agar tidak terus menangis anak itu dihibur oleh Ibunya. Ibu itu berkata, “Kodoknya nakal ya… bikin adik jatuh” (Sang Ibu sambil berpura-pura memukul Si Kodok). Padahal kenyataan sebenarnya tidak ada kodok di sekitar situ & Anak itu jatuh sendiri.

        Mungkin ada definisi lain dari “argumentum ad hominem” menurut asyrop qomarudin?

        • tanzillal says:

          maaf, BTW selama ini yang saya pahami dari agama saya(islam) itu tidak mengajarkan bahwa setan lah biang keladi kejahatan, yang saya pahami sampai detik ini justru yang manusia itu sendiri lah biang keladinya dikarenekan mengikuti hawa nafsunya dan setan hanya menjadi faktor pendukung seseorang itu melakukan kejahatan. Intinya yang paling berperan banyak dalam kejahatan adalah faktor manusia itu sendiri karena mengikuti hawa nafsunya yg “jahat” tadi dan ditambah dukungan dari setan baik dalam wujud manusia maupun jin. kenapa demikian karena Tuhan sejatinya telah memberikan akal dan nurani kpd manusia untuk mengresist gejolak hawa nafsu dan godaan setan tersebut andai manusia bisa mengendalikan hawa nafsunya kemungkinan besar iya mampu mengresist godaan setan untuk berbuat zalim, note: Allah menghendaki setan menggoda manusia karena Allah ingin menguji apakah manusia tadi mau mengoptimalkan akal dan nuraninya untuk berbuat kebaikan dan beribadah kepada-Nya dgn bersungguh2 atau tidak jadi disini seharusnya yg di kambing hitamkan adalh si manusia itu sendiri, suadah tau kalau setan adalah batu ujian dan hawa nafsu seringkali mengarah kpd kejahatan eh kenapa masih saja menuruti hawa nafsu yg “jahat” dan bersengkongkol dengan setan yg dpt memperparah kejahatan manusia

  18. asyrop qomarudin says:

    BTW, mungkin bisa dijadikan inspirasi, salah satu kalimat dari Kitab ulama salaf yang sekaligus seorang astronomer.

    “Syariat tidak menyerap kaidah logika manusia, melainkan mengandung hal-hal yang secara konsekuensif bisa membawa kebahagiaan dunia akhirat”.

    and trust me, it works. (at least yang bagian kehidupan dunia lha belum pernah ke akhirat). BTW, http://en.allexperts.com/e/m/mu/munchhausen-trilemma.htm juga inspiratif. minimal saya jadi tidak suka memaksakan pendapat haha

    • asyrop qomarudin says:

      BTW-nya kebanyakan. gomen ne

    • Muslimtolol says:

      Kebahagiaan dunia? nanti dulu…. bisa jadi syariat agama hanya ilusi kebahagiaan belaka. Kalau kebahagiaan akhirat…. siapa yg pernah ke sana… tolong dong bagi informasinya….

      • asyrop qomarudin says:

        ilusi? mungkin mas muslimtolol bisa menjabarkan apa itu ilusi kebahagiaan? kalo main psikologi gini jangan ke blog matematikawan ya mas

      • asyrop qomarudin says:

        kalo kebahagiaan akhirat ane sih tunggu aja, nggak bakal mengargumentasikan pendapat ulama di atas ke orang lain.

      • muslimtolol says:

        Mas asyrop dalam kalimat di atas saya memakai kata BISA JADI artinya bisa jadi iya… bisa jadi enggak. Atau kalau kata2 di atas masih membingungkan bagaimana bila kata BISA JADI diganti dengan MUNGKIN. Pada intinya saya cuma ingin mengatakan bahwa ORANG BERAGAMA BISA BAHAGIA, DEMIKIAN JUGA ORANG YG TIDAK BERAGAMA.

  19. L says:

    Mohon ijin utk ngakak sebentar sebab yg di-post mbahasnya apa yg mengomentari mbahasnya apa (khususnya adam dkk), hehe.

    Saya pribadi tidak menolak TE sebab ada landasan sainsnya tapi juga tidak mendukung TE sebab saya pribadi tidak mau disamakan sama kera, =b. Saya juga tidak menolak TP dan tidak mendukungnya sebab buat saya (mungkin ada beberapa yg sependapat) TP memang terobosan yg bagus tapi seperti yang mas aria dkk katakan landasan TP berbasis agama, bukan sains.

    Nah, masalah untuk membuktikan keberadaan Tuhan secara sains saya pikir kemungkinan besar sampai kiamat pun g akan bisa sebab berdasar kuliah yang saya ikuti, dimensi manusia dan dimensi Tuhan itu jauh berbeda. Lha wong membayangkan secara geometris dimensi empat aja udah setengah hidup kok nekat mikir dimensi Tuhan, hehe.

    Jadi, saya sependapat untuk memantapkan TP, para pendukungnya harus membuktikan keberadaan Tuhan secara sains. Mungkin langkah awalnya mendefinisikan vektor yang membangun ruang Tuhan, =b.

  20. eran says:

    wah,tulisan mas aria yang ini banyak mengundang kontroversi ya..
    hehehe…

Leave a reply to kristenpinter Cancel reply